Memilih Kertas Untuk Media Promosi; Fancy Paper atau Commodity Paper?
Seorang customer menanyakan bagaimana mencetak media promosi, yang berhubungan dengan media kertas. Sipenanya tampaknya adalah seorang desain grafis di bidang marketing yang banyak bergelut dengan brosur promosi, kartu ucapan, undangan, dan kartu nama.
Tahu produk promosi
Seorang desainer grafis layaknya memahami dulu produk akhir yang akan dibuat baru kemudian melakukan review jenis kertas yang akan digunakan berdasarkan properties kertas yang umum. Brosur promosi umumnya menggunakan kertas tipis. Kartu ucapan dan kartu bisnis jamaknya menggunakan kertas tebal, kata kartu sendiri menyiratkan kertas harus kaku dan tebal.
Brosur sendiri bisa dalam bentuk postcard, yang umunya menggunakan kertas tebal. Sementara surat undangan bisa tipis, dan kalau kartu undangan tentu kembali haru cari yang tebal dan kaku. Bila undangan dalam bentuk surat, bisanya menggunakan kertas tipis yang bisa dilipat. Jadi lagi-lagi tergantung bagaimana suatu produk promosi ingin dibentuk dan diwujudkan dalam suatu projek pemasaran.
Kartu undangan
Pemilihan kertas tebal buat kartu undangan sangat relatif tergantung bagaimana designer membuat kartu undangan itu sendiri dan bagaimana pelanggan memberi masukan. Kartu undangan yang formal umumnya menggunakan kertas coated atau kertas fancy (fancy paper). Kertas Art Board, kertas yang tebal dengan coating bisa menjadi salah satu pilihan. Walaupun Art Board termasuk golongan kertas komoditi, namun karena kertas coated memberi sifat yang kilap dan hasil cetakan yang superior, maka desainer banyak menggunakannya untk kartu undangan.
Bila desainer ingin membuat kartu undangan yang lebih khsus, maka pemakaian kertas fancy menjadi pilihan. Jenis dan kualitasnya sangat bervariasi, bisa dalam bentuk kertas coated dan uncoated. Namun kertas fancy uncoated mempunyai karakter yang khusus dan berbeda misalnya dengan HVS, fotokopi dan kertas koran. Ketiga jenis kertas uncoated ini masuk dalam kategori kertas komoditi dan umumnya tipis dengan gramatur dari 50 - 150 gsm.
Ciri dan property kertas
Pertama, gramatur yang umum dari kartu adalah kertas diatas 170 gsm, semakin tinggi akan semakin tebal. Kedua, warna baik kertas putih yang sangat tinggi brightness-nya atau yang berwarna khusus merupakan karakter penting karena akan memberi hasil cetak yang berbeda dengan proses pencampuran tinta. Ketiga, tekstur kertas menambah karakter dari keistimewaan kertas, seperti embos, laminasi dengan bahan metalik, keemasan dlsbgnya. Penambahan tekstur bisa dilakukan setelah kertas diproduksi, melalui emboss roll. Tekstur yang unik bisa dilakukan diatas mesin kertas itu sendiri disebabkan oleh material serat dan warna yang khusus atau melalui proses "watermark roll" yang dipasang pada bagian wire dari mesin kertas. Watermark roll akan membuat bayangan air yang unik dan khusus saat kertas selesai dikeringkan dan diproduksi.
Peranan Spec Representative
Seorang desainer yang tidak mempunyai latar belakang kertas, pasti akan bingung dan pusing memilih kertas fancy apa yang cocok buat projek cetak.
Di luar negri seperti di US dan Eropa sangat umum suatu pabrik kertas khusus atau ditributor kertas khusus, bukan kertas komoditi, menyewa "Spec Representative" yang tugasnya melakukan pendekatan ke desainer baik dalam arti individu dan perusahaan.
Mereka tidak menjual dalam arti harfiah, mereka melakukan meeting atau presentasi baik dalam format kelas ataupun format "makan siang rame-rame". Spec Rep mengundang beberapa desainer untuk bertemu di suatu restauran yang enak untuk melakukan perbincangan santai tentang karakter kertas tersebut mengenai printability, runnability dan convertability. Saat para desainer tertarik atas karakter kertas dan potensi kemampuan kertas, mereka selanjutnya akan membuat suatu "job" dengan spesifikasi kertas khusus tersebut.
Pada saatnya pekerjaan cetak dilakukan, maka percetakan harus mencari kertas yang dimaksud dengan informasi lengkap dari desainer dimana untuk membelinya. Jadi percetakan bukan pihak yang menentukan jenis kertas yang dipakai.
Tips praktis
Coba kunjungi toko kertas yang khusus bergerak di kertas special bukan yang komoditi, untuk mendapat petunjuk. Biasanya mereka mempunyai berbagai macam jenis kertas yang ditujukan buat undangan. Walaupun akhirnya tergantung dari kreatifitas designer sendiri bagaimana meracik keinginan pelanggan dan pengetahuan atas kertas yang tersedia dipasar. Banyak desain yang unik menggunakan kertas yang sebelumnya tidak ditujukan buat undangan selama prinsip utama ketebalan tidak ditinggalkan. Misalnya contoh ekstrim adalah penggunaan kertas buatan tangan (hand made paper), dimana warna dan tekstur sangat unik dan berbeda. Tidak jarang kartu undangan perkawinan menggunakan kertas tipe ini, namun sekali lagi biasanya selalu tebal. Kartu undangan yang tipis akan sangat tidak impressive saat dipegang dan diterima oleh para undangan
Brosur promosi
Brosur promosi lebih banyak menggunakan kertas tipis baik uncoated dan coated, yang masuk dalam kategori kertas komoditi. Mengingat brosur promosi dicetak dalam jumlah besar untuk melakukan promosi penjualan agar dapat mencapai masyarakat banyak dan luas, maka aspek biaya menjadi kritis. Sehingga penggunaan kertas komoditi lebih jamak bila dibandingkan dengan penggunaan kertas fancy.
Kertas uncoated seperti HVS, fotokopi lebih murah dibanding kertas coated bisa sekitar 30% atau lebih tergantung siklus pasar. Keunggulan kertas coated adalah hasil cetaknya kilap dengan warna yang tajam dan kontras, tentunya mempunyai daya tarik dan kesan yang superior terhadap suatu barang yang dipromosikan.
Jumat, 16 November 2007
Fancy Paper atau Commodity Paper?
Konversi Warna
Oleh: Andi S. Boediman & Herman Pratomo - Forum Grafika Digital
Warna pada dasarnya merupakan bentukan 3 dimensi, sehingga disebut sebagai "color space". Untuk merepresentasi bentukan warna 3 dimensi ini dibutuhkan 3 sumbu, bisa RGB, CMY, Lab, HLS, dll. Kemampuan mata melihat memiliki gamut warna yang paling besar, kemudian RGB lebih kecil dan CMY lebih kecil lagi sehingga saat mengkonversi warna ke RGB dan CMY akan terlihat agak kusam (baca: tampilan di monitor).
Tetapi ada warna2 yang ada di CMY yang tidak bisa direpresentasi RGB dengan akurat misalnya warna yellow 100%, cyan 100% dan magenta 100%. Sebaliknya ada cukup banyak warna2 RGB yang TIDAK AKAN pernah ditampilkan dengan akurat misalnya ungu, hijau menyala, dll.
CMYK vs RGB
CMY atau CMYK adalah model warna penintaan (substractive color mode), warna2 primernya (Cyan, Magenta, Yellow, BlacK) tergantung pada pigment pada tinta & substrate yang dicetak. Sebagai catatan, printer dan cetakan hanya merupakan "output devices".
RGB adalah model warna pencahayaan (additive color mode) dipakai untuk "input devices" seperti scanner maupun "output devices" seperti display monitor, warna2 primernya (Red, Blue, Green) tergantung pada teknologi alat yang dipakai seperti CCD atau PMT pada scanner atau digital camera, CRT atau LCD pada display monitor.
Kedua model warna CMYK maupun RGB adalah tidak "merdeka", artinya CMYK tergantung pada proses cetak, pigment, substrate & sedangkan RGB tergantung pada kapasitas teknologi peralatan yang dipakai; artinya kalau kita mempunyai data warna R 180, maka pada 2 monitor yang berbeda kita mendapatkan persepsi yang berbeda pula, karena sangat sulit untuk menstimulasikan 2 monitor yang berbeda - apalagi kalau teknologi yang dipakai berbeda pula.
Karena pemanfaatan RGB itu biasanya dikontrol oleh pabrik alat, maka relatif lebih mudah bagi tim riset dan pengembangan pabrik alat tersebut untuk meningkatkan kemampuan alatnya agar dapat mencapai mutu yang tinggi dengan toleransi yang rendah.
Lain halnya dengan model warna CMYK ,khusus untuk cetak konventional, tinta diproduksi oleh pabrik tinta dan dicetak oleh percetakan menggunakan barbagai macam kertas. Proses reproduksi warna dilakukan dengan berbagai macam parameter, dan hasilnya pun dibawa kemana-mana untuk evaluasi -yang sering dibawah kondisi penerangan yang berbeda-beda - masalah metameri - sehingga menimbulkan banyak silang pendapat.
UCR vs GCR
Secara teoritis menggabungkan warna red, green dan blue dalam jumlah sama akan menghasilkan abu2 netral, sehingga red 50%, green 50% dan blue 50% bisa digantikan hanya oleh tinta black 50%. Photoshop mengenal UCR (Under Color Removal) dan GCR (Gray Component Replacement), artinya pada UCR hanya warna-warna shadow yang digantikan oleh tinta hitam, sedang pada GCR sejak dari warna abu-abu sudah akan digantikan oleh tinta hitam. Default Photoshop adalah GCR Medium.
UCR maupun GCR digunakan oleh Photoshop sebagai parameter apabila kita hendak mengkonversi RGB ke CMYK. Mempelajari lebih lanjut penggunaan UCR maupun CGR tergantung pada proses cetak, sehingga kita mendapatkan parameter yang paling sesuai dengan cetakan.
Saya mempunyai trik mengkonversi 1 gambar dengan 2 macam proses konversi; (1) biasanya saya pilih text hitam dan mengkonversi ke CMYK dengan Black Maximum, lalu (2) hasil Black tersebut kita "merge" ke hasil konversi gambar lainnya, sehingga text akan muncul 100%K overprint, tidak bolong. Hanya perlu diingat pada perhitungan GCR tidak berlaku 50%C + 50%M + 50%Y = grey, disini Photoshop menggunakan parameter standard tinta international (ISO dll.). Oleh karenanya, bila tinta yang kita gunakan tidak standard, maka konversi RGB ke CMYK menjadi issue yang ramai. Dengan kata lain, tidak ada satu solusi yang dapat memecahkan problem tersebut, mengingat banyak faktor yang tidak terukur atau standar.
Tips Konnversi
Jadi secara sederhana jangan harapkan warna RGB akan dikonversi sempurna ke CMYK. Tetapi perlu diingat bahwa warna adalah tampil dalam konteksnya, sehingga pada kebanyakan problem sesungguhnya bukanlah warna RGB tidak bisa dikonversi dengan baik, tetapi warna terlihat kusam karena impuritas warna.
Logikanya demikian, warna CMYK yang terdiri atas lebih dari 2 channel akan tampil kusam. Contoh magenta 100% yellow 100% akan tampil sebagai warna merah yang pekat, tetapi menggunakan magenta 100% yellow 100% dan cyan 10% akan memberikan kesan kusam.
Jadi untuk menghindari warna tampil kurang bagus atau kusam, caranya adalah setelah mengkonversi ke CMYK, tambahkan saturasi kira2 10-20 dengan fungsi Image>Adjust>Hue/Saturation (Ctrl/Cmd + U)
Tidak ada yang salah dengan konversi RGB ke CMYK di Photoshop. Yang menjadi masalah adalah kurangnya pengetahuan kita tentang warna.
Tips:
1. Simpanlah data warna original dan jangan mengkonversi warna jika tidak dibutuhkan, baik Lab --> RBG --> CMYK ataupun sebaliknya.
2. Konversi warna hanya digunakan pada saat terakhir, apabila kita akan membuat film separasi atau CTP.
3. Gunakan model data CMYK sebagai input untuk membuat Digital Proofing, jadi mohon maaf jangan membuat Digital Proofing kalau kita tidak tahu mau diapakan gambarnya. Target Profile harus jelas sekali, dan proses konversi RGB ke CMYK harus "identical" untuk digital proofing maupun pembuatan film separasi atau CTP, kemudian baru lakukan software proofing seperti dengan GMG, EFI, ORIS dll. untuk mengkonversi CMYKtarget ke CMYKproof.
"Mapping" Color Management
Dalam Color Management saat melakukan konversi RGB ke CMYK standar Photoshop, maka diperhitungkan gamut dari perangkat output saat melakukan "mapping" warna dari RGB ke CMYK. Kelebihannya adalah semua warna RGB akan dicoba "mapping" ke CMYK dan tidak ada warna yang cenderung flat karena di luar gamut. Kekurangannya adalah jika gambar asli tidak dikoreksi dengan optimal hasilnya malah akan cenderung kusam. Oleh karena itu saat menggunakan color management terdapat "rendering intent" yang berbeda-beda, jika anda mengkonversi gambar kartun, foto atau ilustrasi. Sebagai catatan, biasanya warna kartun adalah warna pastel, sebaiknya dalam GCR menggunakan Black minimum, kecuali skets hitamnya.
Bit Depth
Metafora bit depth adalah mainan LEGO. Perbedaan Lego orang dewasa dan anak kecil adalah lego orang dewasa berukuran kecil. Untuk merepresentasi bentukan color space 3 dimensi dari warna bayangkan kita ingin membuat bola dengan lego untuk orang dewasa dan anak kecil. Bola yang dibuat dengan lego orang dewasa akan menghasilkan transisi bola yang lebih halus.
Bekerja dengan bit depth tinggi akan memberikan kemungkinan hasil akhir yang lebih baik. Tetapi pada kebanyakan gambar hal ini tidak akan banyak berpengaruh. Bit depth tinggi sangat diperlukan untuk kondisi koreksi yang ekstrim atau kondisi gambar tidak ideal.
Raw
Raw komparasinya adalah film negative sehingga color spacenya lebih besar dari TIFF maupun JPG. TIFF dan JPG komparasinya adalah slide positif, artinya "what you see is what you get." Sedang dengan RAW, kita menyimpan data secara lengkap sehingga ketika dibuka bisa dipilih seperti halnya kita mencetak film negatif bisa dipilih lebih terang/gelap, diatur warnanya.
Memilih film negatif dan slide positif tidak ada benar dan salah, yang ada
tinggal preferensi fotografer.
MAC atau PC?
Semua representasi warna secara matematis di PC dan Mac adalah SAMA. Masalah utama adalah representasi visual, bukan file aslinya. Jadi bekerja dengan Mac dan PC BISA MENGHASILKAN OUTPUT YANG SAMA.
Keuntungan menggunakan Mac adalah monitor Mac secara default sudah dirancang untuk memiliki gamma (baca:kontras dan gelap terang) seperti kertas di mana warna putih tidak terlalu putih dan warna gelap tidak terlalu pekat. Sedang monitor PC secara default disimulasikan untuk kondisi elektronik seperti televisi yang kontras jauh lebih tinggi. Oleh karena warna yang sama akan tampil di monitor PC lebih kontras dan lebih gelap dibanding ditampilkan di monitor Mac.
Solusinya adalah melakukan kalibarasi sederhana menggunakan Adobe Gamma yang ada di Control Panel di mana monitor PC dikalibrasi menggunakan gamma 1.8, bukan 2.2 yang merupakan default dari monitor PC.
Memaksakan display monitor dengan cetakan adalah investasi yang besar sekali, mungkin banyak yang tidak setuju dengan saya dalam hal ini. Kepercayaan berlebihan terhadap display monitor (Soft proofing) dapat menimbulkan masalah karena SDM kurang paham & mengandalkan supplier untuk mengkalibrasi monitor dan perlu diingat jarang sekali color monitor yang dapat mengukur temperatur warna secara otomatis, jadi penggunaan Gamma tidak menjamin kalibrasi monitor berfungsi sempurna.
Selasa, 30 Oktober 2007
Konsumsi Tinta Cetak
Biaya pemakaian tinta bisa menjadi faktor penting dalam kalkulasi biaya cetak yang dapat mencapai 2% hingga 10% total biaya untuk produk cetakan. Menghitung aproksimasi pemakaian tinta cetak dalam merencanakan produksi adalah hal yang cukup rumit, karena banyaknya faktor yang sulit dihitung secara linear, mulai dari jenis dan warna tinta, jenis kertas serta ratio penintaan, ukuran dan jumlah cetakan adalah parameter yang tidak mudah untuk dihitung.
Berlebihan dalam membeli tinta cetak akan meningkatkan biaya inventori dan umur tinta akan mempengaruhi kesehatan penyimpanan tinta cetak. Sebaliknya kekurangan tinta cetak dalam produksi akan menimbulkan masalah dalam menjaga mutu cetakan serta menimbulkan biaya berhenti operasinya mesin cetak.
Urutan pemakaian tinta
Perencana Produksi Cetakan yang handal akan membuat tabel parameter tersebut di atas dan mengimplementasikan dalam bentuk worksheet. Beberapa konsultan cetak juga menawarkan program - program tersebut untuk mempermudah perencana dalam meng estimasi pemakaian tinta cetak.
Lebih lengkap tentang hal ini dapat dibaca di: Graphic Arts Technical Foundation (GATF)/1999: "Handbook of Graphic Arts Equations" karangan Manfred H. Breede. Buku yang dilengkapi dengan program "ABACUS", menguraikan hal tersebut diatas pada hal. 137 - 141.
Beberapa tabel dan uraian di email ini adalah saduran dari buku tersebut di atas.
Urutan Pemakaian Tinta (dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi):
1. Jenis Kertas: Enamel paper < Coated paper < Matte & dull coated paper < Uncoated paper
2. Jenis & Warna: Tinta Hitam < OPV & Tinta Dasar/Transparent < Hijau & Ungu < Magenta < Kuning Proses & Cyan < Perak < Tinta Flourescent < Tinta Logam < Putih Opaque
Konstanta Pemakaian Warna & Kertas
Cross Table konstanta Pemakaian Warna&Kertas adalah:
Enamel Coated Matte Uncoated
1. Hitam 425 390 375 275
2. OPV 400 375 350
3. Transparent 400 380 375 250
4. Hijau 360 350 335 235
5. Ungu 360 350 335 235
6. Kuning Proses 355 355 340 225
7. Cyan 355 340 335 220
8. Magenta 350 345 340 225
9. Perak 335 300 285 220
10. Flourencent 270 240 240 160
11. Logam 215 200 200 130
12. Putih Opaque 200 175 165 135
Rumus pemakaian tinta
Rumus pemakaian tinta adalah:
(Luas Area Gambar dalam inch x Jumlah Cetakan x Jenis Area Penintaan) / (Konstanta Warna&Kertas x 1000) = .... lb.
dimana jenis Area Penintaan adalah sebuah faktor konstanta yang meningkat sesuai dengan jenis penintaan. Jenis text diasumsikan 1.0 dan blok penuh (full solid) 1.1. Berat tinta dinyatakan dalam lb atau pound, dengan konversi 1 kg = 2.2 lb.
Contoh:
Pemakaian tinta hitam pada cetakan 17"x21" Area Penintaan sebuah broshure coated paper dengan estimasi 70% text dan 30% solid dengan jumlah cetakan sebanyak 175000 lembar =
(17 x 21 x 175.000 x 1.03) / (390 x 1.000) =
64.349.250 / 390.000 = 164,998 lb dibulatkan menjadi 165 lb.
Serba Serbi Digital Camera
Kenapa kamera ini dikatakan digital? Kamera biasa menggunakan lensa untuk mentransfer hasil foto ke dalam negative film dari cahaya yang ditangkap. Negative film ini merupakan media penyimpannya, dan sangat sensitif terhadap cahaya. Pada kamera digital penangkapan gambar menggunakan sensor CCD (ada juga yg menggunakan CMOS) yang kemudian hasilnya direkam dalam format digital ke dalam media simpan digital semacam Compact Flash, Secure Digital, Memory Stick, dsb. Karena hasil disimpan secara digital menjadikan hasil ini mudah di transfer ke pengolah digital semacam komputer, bahkan mengedit warna, ketajaman, kecerahan, dsb. secara mudah.
CCD & Megapixel
Kamera digital saat ini sudah memiliki sensor penangkap gambar (CCD/CMOS) lebih dari jutaan pixel. Semakin banyak pixel yg bisa ditangkap akan semakin detail gambar yang dihasilkan. Untuk ukuran kartu pos, Anda cukup membeli kamera digital kelas 1M pixel. Kamera ini juga masih mencukupi untuk keperluan gambar diwebsite. Untuk gambar yang jauh lebih detail maka diperlukan CCD dengan kemampuan 2M pixel keatas. Untuk kelas profesional kini sudah tersedia kapasitas 5-6M pixel dengan hasil luar biasa!
CCD vs CMOS
Saat ini banyak kamera digital murah yang menggunakan sensor CMOS daripada CCD. Apa kelemahan dan kekurangan CMOS dibanding CCD? CMOS memiliki keunggulan dimana ongkos produksi murah sehingga harga kamera lebih terjangkau. Sedangkan CCD memiliki keunggulan dimana sensor lebih peka cahaya, jadi pada kondisi redup (sore/ malam) tanpa bantuan lampu kilat masih bisa mengkap obyek dengan baik, sedangkan pada CMOS sangat buram.
Simpan Berulang Kali
Kamera biasa hanya bisa menampung 36 foto, dan harus mengganti film dengan yang baru. Sedangkan kamera digital mampu menampung 24-48 gambar dalam 1 memory ukuran 8MB dan berlipat kapasitasnya untuk memory yang lebih besar. Sekali memory penuh, Anda bisa melakukan transfer ke komputer, dan memory siap diisi kembali tanpa mengeluarkan biaya apapun.
Kapasitas Foto
Bagi pemakai awam, mungkin bertanya-tanya kenapa kapasitas kamera digital berbeda satu sama lain bahkan untuk kamera yang sama bisa memiliki kapasitas yang beragam. Hal ini karena kamera digital disimpan dalam bentuk file yang semakin tinggi resolusi gambar yang dihasilkan semakin besar file yg dihasilkan. Untuk memudahkan pemahaman, kita misalkan MS Word, semakin banyak tulisan dan sisipan gambar atau tabel semakin besar ukuran filenya. Demikian juga kamera digital, semakin tinggi resolusinya dan semakin kaya warna akan menjadikan file semakin besar ukurannya, oleh karena itu setiap obyek yang berbeda menghasilkan ukuran file yang beragam pula. Disisi lain media simpan yang dimiliki oleh kamera juga terbatas. Rata-rata disertai dengan media simpan 8MB atau 16MB, semakin tinggi semakin leluasa. Jadi tidak heran jika pada kamera digital beresolusi tinggi yang mahal daya simpannya malah terbatas, hal ini karena media simpan yang disertakan kurang mendukung.
Web Camera
Beberapa kamera digital yang menggunakan sensor CMOS memiliki fitur unik, yaitu bisa sekaligus berfungsi sebagai kamera Web Cam yang dihubungkan dengan komputer. Fitur ini sering dimanfaatkan untuk videoconference melalui jaringan internet.
Layar LCD atau Televisi
Kamera digital yang baik selalu dilengkapi LCD display. Dengan layar kecil ini kita bisa melihat seperti apa bidikan kita ditangkap oleh sensor CCD yang merupakan hasil foto kita nantinya. Hal ini lebih akurat dibanding kamera biasa yang sering hasilnya jauh berbeda. Layar LCD juga bisa membantu kita melihat hasil foto sesaat setelahnya, jika kita tidak suka bisa kita hapus dan mengulanginya untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Selain dilihat melaui layar LCD, jika kurang jelas, kamera digital bisa langsung dihubungkan ke TV dan semua hasilnya akan ditampilkan satu persatu bergantian, dan semuanya ini tidak memerlukan alat tambahan apapun kecuali kabel video!
Cetak Sesuka Anda
Melalui software yang tersedia atau melalui software seperti Photoshop kita bisa melakukan perubahan mulai dari warna, ketajaman, kecerahan, dsb. Bagi yang kreatif bisa menambahkan tulisan, komentar, nomor dll. Bahkan bisa menggabungkan dari berbagai foto menjadi satu, yang diperlukan hanya kreatifitas Anda. Hasil karya Anda ini bisa dicetak ke printer berwarna atau printer khusus kamera digital dengan hasil cukup memuaskan, bahkan kini di kota besar sudah tersedia laboratorium cuci cetak khusus kamera digital.
Transfer ke VCD
Dengan menguasai sedikit software pembuat VCD dan menggunakan CD-RW maka Anda bisa menghasilkan album yang bisa dilihat melalui VCD Player yang bisa dinikmati bersama saat santai atau dikirimkan ke orang yang Anda sayangi sebagai kejutan!
Perhitungan Investasi Mesin Mini Offset
Oleh: Iis Superiadi.Amd.Graf
Yang pertama kali orang banyak tanyakan ketika akan membuka sebuah percetakan adalah berapa biaya dan biaya apa saja yang dibutuhkan untuk mendapatkan harga pokok sebuah order atau cetakan, sebagai insan grafika saya akan sedikit membantu memberikan informasi. Untuk tulisan pertama saya ini bagaimana mengetahui / menghitung biaya sebuah mesin cetak, dan selanjutnya bagaimana menghitung biaya dari mulai persiapan (desain / setting / film / plate), produksi (cetak / varnish / laminating), Finishing (penjilidan / packing dll), hingga kepada menghitung biaya pokok produksi sebuah majalah.
Mesin Mini Offset disini mengacu kepada mesin cetak Toko Gronhi 860 yang mempunyai spesifikasi unit cetak 1 warna dengan ukuran kertas maksimum A3, 297 x 420 mm. Umumnya dengan mesin inilah orang biasanya memulai bisnis percetakan kecuali orang yang bermodal besar bisa memulai dengan mesin buatan Eropa, Jepang dan lainnya.
Investasi Mesin
Total awal investasi alat dan pemasangan adalah Rp.45.000.000,-. Perkiraan umur mesin untuk perhitungan depresiasi adalah 10 tahun. Untuk perhitungan jam produksi dalam satu tahun diambil angka sebesar 1500 jam, dengan kecepatan cetak mesin rata-rata adalah 4000 lembar/jam.
Biaya operasional
Secara garis besar total biaya operasional kurang lebih hampir sama dengan nilai mesin cetak yaitu Rp. 44.467.662,- yang dirici sebagai berikut;
1. Kebutuhan tempat
Diperlukan tempat kurang lebih 4 x 6 meter, bisa juga 3 x 3 m bila dipaksakan, biaya tempat Rp.500.000,-/bulan atau Rp. 6.000.000,- pertahun.
2. Gaji operator cetak
Gaji operator cetak sebesar Rp.1.200.000,- per bulan atau Rp. 14. 400.000,- pertahun , serta gaji staff teknisi kurang lebih 10% dari besar gaji cetak operator atau Rp. 1.440.000,-. Tentunya biaya gaji tergantung dengan pengalaman, tingkat keahlian operator cetak dan daerah dimana investasi berlangsung.
3. Spare-part dan material,
Pemakaian alat dan material diperkirakan Rp.350.000,-/bulan atau Rp. 4.500.000,- pertahun.,-
4. Air dan listrik
Air adalah bagian tidak terpisahkan dari proses cetak offset dimana diperlukan untuk mencampur larutan pembasah. Pemakaian air Rp.75.000,-/bulan atau Rp. 900.000. Pemakaian listrik sebesar 350 watt dengan Rp.500,-/KWH untuk total 1500 jam selama setahun adalah Rp. 262.500,- (0.350 x Rp.500 x 1500 jam).
5. Perawatan mesin
Biaya perawatan dan reparasi diambil angka 2% dari biaya mesin cetak atau Rp. 900.000,- / bulan. Kegiatan perawatan mesin cetak sangat kritis dan diperlukan untuk menjaga mutu kualitas cetak dan keawetan mesin, dimana setiap minggu mesin diganti air pembasahnya dan setiap bulan mesin diperiksa apakah ada bagian aus atau diberi minyak pelumas.
6. Biaya modal
Bunga Modal yang di Investasikan12% dari mesin cetak atau sebesar dari nilai investasi mesin cetak, 12% x ½ x Rp. 45.000.000,- atau $2.700.000,-
7. Biaya tak langsung
Biaya perusahaan tidak langsung, berkaitan dengan resiko produksi sebanyak 10% dari total jumlah biaya ke 6 rinacian diatas, 10% x Rp. 35.302.500 atau sebesar Rp. 3.530.250,-
8. Biaya umum
Biaya umum berkaitan dengan resiko penjualan sebanyak sebanyak 15% dari total jumlah biaya ke 7 rincian diatas, 15% x Rp.38.832.750,- atau sebesar Rp. 5.824.912,-
Tarif mesin per jam
Untuk menghitung biaya tarif mesin per jam, maka total biaya operasional dibagi total jam produktif yaitu 1500 jam, Rp.44.657.662,- /1500 jam atau sama dengan Rp.29.771 per jam. Biaya ini diperlukan bagi anda untuk meninjau atau melihat seberapa efisien mesin cetak atau keunggulan biaya cetak dibanding dengan mesin cetak yang sejenis dalam 1 jam cetak.
Biaya 1 lintasan
Dengan mengambil kecepatan mesin cetak rata-rata sebesar 4000 lembar per jam, maka anda bisa menghitung berapa biaya cetak perlembar untuk setiap naik cetak, formulanya adalah tarif mesin dibagi dengan kecepatan mesin cetak rata-rata, Rp.29.771,-/4000 =Rp.7,4 per naik cetak. (tujuh koma empat rupiah).
Mesin cetak 1 warna dan multiple warna
(Redaksi kertasgrafis.com) Investasi mesin cetak 1 warna dan multiple warna sangat tergantung dari jenis pekerjaan cetak atau order yang akan dibidik oleh investor. Operator mesin cetak 1 warna harus naik cetak 2 kali bila harus menyelesaikan order dengan 2 warna untuk satu sisi, bila cetakannya 2 warna setiap sisi kertas maka harus naik cetak 4 kali, demikian seterusnya bila order yang diterima lebih dari 1 warna untuk setiap sisi. Tentunya banyak pekerjaan cetak yang hanya 1 warna setiap sisi seperti cetakan buku yang umumnya berupa tulisan atau gambar hitam putih.
Semakin banyak naik cetak tentunya waktu, tenaga dan biaya akan semakin besar atau meningkat. Dengan kata lain tingkat produktifitas adan efisiensi akan rendah dibanding dengan mesin cetak dua warna apabila harus mencetak order 2 warna setiap sisi, diasumsikan dengan kecepatan cetak yang sama. Secara teori ada jumlah minimum cetakan dimana mesin cetak 1 warna dan 2 warna mempunyai biaya cetak yang sama, dikarenakan nilai investasi mesin cetak lebih mahal dibanding dengan mesin cetak 1 warna.
*) Penulis adalah Alumni SMT Grafika Desa Putera dan Alumni Akademi Teknologi Grafika Trisakti Jakarta, tempat berkaryanya saat ini di Divisi Pemasaran PT.Perkasa Utama Jaya. 021-93008382 / 0816820608 atau Email : pais_msngrafika@telkom.net
Catatan : Data di atas hanya contoh, data yang sebenarnya dapat disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah tempat anda membuka percetakan. Untuk Keterangan lebih lanjut silahkan menghubungi penulis.
Panduan Singkat Membeli Kamera Digital
Oleh: Deny, IT Staff - DigitalStudio Gading
(Catatan redaksi: menurut hasil survey terbaru dari Lyra Research, terjadi kecenderungan gender berbeda antara pria dan wanita dalam menggunakan kamera digital. Hasil dari 2004 U.S. Digital Photography Survey; lebih dari 20 persen wanita di US menggunakan Kodak digital camera, sementara hanya 10 persen pria menggunakan Kodak sebagai pilihan merek. Pria lebih menyukai Canon digital camera, dengan hampir 17 persen responden. Penjelasannya adalah wanita secara umum kurang akrab dengan teknologi dan mereka cenderung menyandarkan pada kepercayaan merek dimana Kodak sangat jauh lebih popular dibanding merek lainnya)
(Artikel ini menjelaskan dan memandu anda bagaimana sebaiknya memilih dan membeli kamera digital, jangan silau dengan merek. Semakin memahami spesifikasi kamera dan tahu jelas apa yang anda inginkan, anda diharapkan dapat memaksimalkan manfaat dari biaya pembelian kamera yang relatif cukup mahal, red.)
CCD
Semakin tinggi resolusi CCD semakin tajam gambar yg mampu ditangkap. Kamera digital standard saat ini menggunakan resolusi CCD 1.3M pixel untuk menghasilkan gambar tajam seukuran foto biasa. Sedangkan bagi profesional kini sudah tersedia resolusi CCD diatas 5M pixel yg sangat tajam hasilnya. Sesuaikan kebutuhan Anda, untuk acara keluarga biasa cukup menggunakan kamera 1.3 - 2.1M pixel.
Kapasitas Media Penyimpan
Kapasitas media penyimpan menentukan seberapa banyak hasil foto yang bisa ditampung. Media simpan saat ini yang umum dipakai ialah Compact Flash, Memory Stik, dsb. Semakin tinggi resolusi CCD semakin besar ukuran file yang dihasilkan sehingga membutuhkan media simpan yang lebih besar. Media simpan dengan kapasitas 8MB cocok untuk kamera digital kelas dibawah 2M pixel CCD. Media penyimpan bisa diupgrade kapasitasnya dengan membeli media penyimpan yang lebih besar.
Media Simpan Vs Resolusi Kamera
Berikut ini adalah panduan media simpan yang ideal untuk berbagai resolusi kamera digital:
1. Resolusi 1.3 Mega Pixel; dengan 8 MB Memori Min mempunyai 23-105 Jml Max Foto, dengan 16 MB Memori Ideal mempunyai 45-120 Jml Max Foto*
2. Resolusi 2.0 Mega Pixel; dengan 8 MB Memori Min mempunyai 14-90 Jml Max Foto, dengan 16 MB Memori Ideal mempunyai 27-200 Jml Max Foto
3. Resolusi 3.0 Mega Pixel; dengan 16 MB Memori Min mempunyai 8-80 Jml Max Foto, dengan 32 MB Memori Ideal mempunyai 15-170 Jml Max Foto
4. Resolusi 4.0 Mega Pixel; dengan 16 MB Memori Min mempunyai 12-120 Jml Max Foto, dengan 32 MB Memori Ideal mempunyai 24-250 Jml Max Foto
(* Perkiraan rata-rata jumlah foto; besarnya jumlah foto maksimal tergantung resolusi mode yg bisa dipilih pada kamera digital, semakin tinggi resolusi semakin besar file tiap gambar yg dhasilkan sehingga semakin sedikit gambar yg bisa disimpan)
Transfer File & Cetak
Agar proses transfer ke komputer atau printer tidak mengalami kendala perhatikan tipe interface (kabel penghubung) yang disediakan dengan perangkat komputer Anda. Rata-rata kamera digital keluaran terbaru menggunakan interface USB. Kamera digital saat ini juga bisa langsung mencetak ke printer biasa tanpa memerlukan PC, fasilitas ini dinamakan DPOF (Digital Print Order Format), tanpa fitur ini tidak bisa mencetak langsung ke printer.
LCD Display
Kamera digital yg baik selalu menyediakan LCD display yang berguna untuk melihat menu setting, bidikan kamera, dan hasilnya. Dengan LCD ini sangat memudahkan bagi pengguna kamera digital yang tidak perlu membidik lagi dari lubang kecil
Zoom
Fungsi zoom ialah memperbesar gambar sehingga Anda tidak perlu mendekati obyek untuk memperoleh ukuran yang diinginkan. Kamera digital biasanya dilengkapi dengan zoom melalui proses digital yang biasa disebut Digital Zoom yang dikombinasikan dengan zoom melalui optic/lensa yang disbeut Optical Zoom. Perpaduan keduanya menghasilkan zoom yang berlipat.
Flash
Flash berfungsi menghasilkan kilatan cahaya untuk membantu mendapatkan gambar yang jelas jika kondisi obyek gelap kurang cahaya. Lampu flash sering berguna dimalam hari atau pada obyek gelap seperti didalam ruangan, goa, dsb.
Movie Recording
Selain kemampuan menangkap obyek diam, kamera digital juga sering dilengkapi fitur Movie Recording/Capture untuk menangkap obyek bergerak layaknya camcorder. Tetapi karena keterbatasan media simpan, maka obyek bergerak ini hanya bisa disimpan dalam hitungan puluhan detik.
Software
Software selalu menyertai kamera digital agar mudah dalam editing maupun menghubungkannya dengan komputer. Bahkan sering dilengkapi software image editing sederhana untuk menghasilkan gambar yang kreatif memenuhi imajinasi.
Color Matching dan Color Management ; Perbedaan dan Aplikasi
Anda sering dibingungkan dengan pengertian antara Color Matching dan Color Management. Kedua hal ini sangat jauh berbeda pengertian dan aplikasinya pada proses pra-cetak atau pres-press. Color Matching lebih menekankan pencarian atau pencocokan warna tinta cetak, sementara Color Management menekankan pada pencarian persentase campuran warna proses umumnya dilakukan pada digital proofing.Color MatchingAdalah proses mencari kombinasi warna tinta untuk mendapatkan hasil reproduksi sebuah warna acuan (color sample), dari sejumlah warna tinta dasar (basic inks) yang telah didefinisikan dengan target kombinasi yang tidak terbatas pada hanya warna proses. Color Matching System dapat dikembangkan dengan melengkapi dynamic library system, sehingga software dapat bekerja secara Artificial Intelegence (Try And Save Data To Dynamic Library).Contoh aplikasinya, sebuah percetakan mempunyai dan menggunakan tinta cetak tetap (property tinta tetap) yaitu: ProcessCyan, ProcessMagenta, ProcessBlack, ProcessYellow, ProsesHexachromeOrange, ProsesHexachromeGreen, Medium, OpaqueWhite, TransparentWhite, MediumYellow, RubineRed, WarmRed, DarkGreen, Purple, Maroon, ReflexBlue, Violet, SolidBlack. Data warna tinta tersebut diukur dan disimpan dalam library.Saat ada permintaan warna khusus, contoh warna diukur dengan Spectrophotometer dan software akan mencari kombinasi tintanya dari data yang telah dibuat sebelumnya. Data yang ada dalam software Color Matching biasanya berbeda, meskipun warna solid nya sama, namun aplikasi campuran bisa berbeda karena banyak faktor, terutama bahan kimia yang dipakai dalam pembuatan tinta cetak. Oleh karena itu Proses Color Matching membutuhkan waktu yang cukup lama agar hasilnya sempurna (lebih baik kalau pabrik tinta yang menyediakan datanya) untuk mendapat hasil 1 tinta yang dicari.Color ManagementAdalah proses mengubah kombinasi warna untuk mendapatkan hasil reproduksi warna-warna tertentu, dari warna proses, biasanya CMYK atau RGB atau Hexachrome atau himpunan warna proses lainnya maximum 8 warna dengan target kombinasinya adalah warna proses. Contoh umum aplikasi Color Management System adalah Digital Proofing. Dalam penerapan Color Management System (CMS) ada proses "3C" (calibration, characterization dan Conversion) yang dilakukan dengan seksama.Yang lazim digunakan adalah pendekatan ICC (ICC Approach), namun berbagai macam methode pendekatan dapat juga dipakai. Hasilnya adalah campuran % dari Target Tinta Proses yang dipakai dimana bisa langsung digunakan pada Monitor, Inkjet Printer atau Film Separasi untuk proses cetak selanjutnya. Sistim Digital ProofingAda beberapa catatan yang patut diperhatikan saat proofing dilakukan dalam sistim digital:1. Pemanfaatan System Digital hanya akan berhasil baik apabila kondisi material yang dipakai dan proses (apabila dilakukan secara manual) stabil dan konstant. Tanpa ini mustahil System dapat direalisasikan dengan baik.2. Penggunaan System Digital (baik Color Matching maupun Color Management System) saat ini belum dapat diaplikasikan pada warna (tinta dan bahan cetak) metallic dan pearl.1. Pertanyaan: Seberapa Efektif Software Dalam Color Management?1. Misalnya saja ada consumer goods di Amerika, memiliki agen advertising sendiri. Mereka mengirim file produknya ke Indonesia untuk di cetak di Indonesia. Di Indonesia perusahaan tersebut juga memiliki advertising sendiri dan akan di cetak di suatu percetakan besar, yang menjadi pertanyaan apakah fungsi software color management akan efektif dalam proses ini? Jawab: Warna Produk adalah Identity (suatu perusahaan yang sudah mapan mempunyai warna dan logo perusahaan yang pasti dan unik lengkap dengan nomor dan standar warna dan serta rasio ukurannya, red.), jadi tidak boleh diubah-ubah. Apabila warna produk dicetak dengan beberapa warna proses, maka parameter akan bertambah banyak, sehingga resiko penyimpangan warna menjadi besar. Oleh karena itu dibutuhkan Color Matching System untuk menghasilkan Tinta yang benar. Namun untuk sekedar "Proofing" dapat dilakukan dengan System Digital Proofing yang mengaplikasikan Color Management System (tentu hasilnya terbatas pada Color Gamut dari Alat Proofing yang digunakan)2. Pertanyaan: Sotware berbeda apakah menghasilkan color proof yang sama?2. Masih kasus yang sama, misalnya saja di Amerika software yang digunakan dari EFI sedangkan di indonesia menggunakan ORIS, apakah proof yang dihasilkannya bisa sama dengan cetakannya?Jawab: Digital Proofing tidak tergantung pada merk software. Dan CETAKAN TIDAK TERGANTUNG PADA PROOFING, jangan memaksakan percetakan mencetak sesuai dengan Proofing, hal ini hanya akan menghambat proses produksi saja. Prosedur yang benar adalah: Percetakan harus dapat mencetak dengan standar yang benar, bukan yang berdasarkan standar bikinan/selera operator cetak. Dimana Digital Proofing harus dapat menghasilkan proofing yang sama dengan cetakan yang sudah menerapkan standard tadi, contoh standar misalnya dengan rata-rata ∆E* <= 6 untuk IT 8.7/3 Color Patches atau sejenisnya.∆E* = perbedaan 2 warnaBila anda lebih ingin mendalami tentang ∆E*, bisa kunjungi dengan meng-copy alamat berikut ke browser anda
http://www.datacolor.com/color_experts_004.shtml
Secara ringkas;∆E* = sqrt (∆L*^2 + ∆a*^2 + ∆b*^2) adalah rumus perbedaan 2 warna, dimana; L, a dan b diambil dari konsep warna CIEL*a*b*, yaitu satuan warna absolut yang didefinisikan oleh CIE (singkatan untuk Commission Internationale de l'Eclairage/International Commission on Illumination) dimana nilainya tidak tergantung/independent dari kemampuan alat atau proses cetak. Satuan warna tersebut didefinisikan menjadi 3 dimensi yaitu, L* = sumbu yang menerangkan terang gelapnya warna, a* = sumbu merah/hijau dan b* = sumbu kuning/biru. Dalam permutasi matematika, CIEL*a*b* yang disebut sistim planar (seperti bidang xyz, red.) dapat diungkapkan dengan sistem polar (sistim menggunakan busur derajat, red.) yaitu CIEL*C*h° (dimana L*= lightness, C*= chroma dan h°= hue), sehingga rumus persamaannya sebagai berikut; CIEL*C*h° = CIEL*a*b*, dimana;L* = L*C* = Sqrt (a*^2 + b*^2); Sqrt = square root (akar) (simbol di calculator à ), ^ = power (pangkat) danUntuk h° = ArcTan (b* / a*); ArcTan = Arc tangent (Simbol di calculator yaitu atan atau tan-1).Sementara a* adalah h° = 90° atau 270°Untuk b* adalah 0° <= h <= 180°
Tips Biaya Pokok Cetakan
Oleh: Iis superiadi A.Md.Graf Anda mungkin penasaran saat mendapatkan harga penawaran cetak yang berbeda-beda antara percetakan satu dan lainnya. Anda jadi khawatir percetakan yang sudah anda pilih terlalu banyak ambil untung atau mungkin bila terlalu murah nanti kualitas cetakannya tidak bagus atau terjamin. Dengan mengetahui harga pokok biaya cetak, anda paling tidak bisa merasa aman dan nyaman dalam memutuskan suatu transaksi tidak saja murah dan tapi juga masuk akal bagi percetakan untuk menyelesaikan order yang akan dicetak. Bagi percetakan sendiri anda bisa melihat ulang apakah struktur biaya anda mengikuti pola standard atau tidak.KaidahHarga pokok adalah seluruh biaya yang dapat dihitung dengan uang untuk mendapatkan,mengerjakan,menyerahkan sampai pada penagihan dari suatu order. Kenapa harga pokok menjadi penting ? Ya, karena adanya persaingan, bertambahnya jumlah perusahaan percetakan, langganan menginginkan pelayanan cepat,kwalitas baik dan harga murah,adanya permainan harga bahan,kurangnya jumlah pesanan.Harga pokok juga tidak boleh mengandung unsur keuntungan/beban yang lain dari batas yang dibuat,yaitu suatu beban yang merupakan keharusan/hal yang tidak mungkin dihindari dan harga pokok harus dapat diketahui sebelum proses produksi dimulai,sehingga jika seluruh biaya tadi dimasukan sebagai unsur harga pokok dan percetakan pada suatu waktu terpaksa menjual hasil produksinya dengan harga pokok,maka perusahaan tersebut akan dapat tetap berjalan tanpa mengalami gangguan.AspekAda beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung/mengkalkulasi suatu order cetakan antara lain ;1. Bahan yang meliputi kertas,tinta,film,pelat,dll.2. Biaya persiapan meliputi,setting,desain,layout,fotorepro,plate making,dll.3. Ongkos cetak4.Biaya penyelesaian meliputi,ongkos lipat,ongkos pengumpul,ongkos jahit benang/kawat,ongkos pekerjaan tangan misalnya memasang cover,ongkos memotong,dll5. Pekerjaan pihak ketiga6. Biaya expedisi/pengiriman7. Prosentase keuntungan perusahaan8. Pajak penjualan.Menghitung kertas1. Cara menghitung kertas ukuran Double Royal 650x1000mm dipotong ukuran folio;(650 x 1000) / (215 x 330) = 9 sheetDidalam menghitung kebutuhan kertas,biasanya sudah termasuk spare/insheet yaitu kelebihan kertas dari jumlah order cetakan untuk menghindari kekurangan oplag yang disebabkan oleh penyetelan/cari warna pada mesin cetak produksi atau pada saat penyelesaian/penjilidan.Jumlah spare/insheet masing-masing tergantung kebijakan perusahaan percetakan masing-masing,biasanya antara 2-7% (tergantung proses produksinya).2. Kadangkala kita juga dapat membeli kertas bukan dalam lembaran plano,tetapi dalam kilogram yang biasanya untuk kapasitas lebih besar dan lebih murah. Rumusnya adalah;(Jumlah lembar kertas x panjang x lebar x berat gr/m2) / 10.000Menghitung tintaRumus menghitung pemakaian tinta adalah;(A x O x D x V x P x I) / 10.000 = ... gram tinta.A = Jumlah kali cetakO = Luas catak dalam centimeterD = Tehnik Cetak V = Acuan CetakP = Paper/kertasI = Ink/Tinta Tehnik Cetak (D);Cetak Offset = 1,1Cetak dalam = 1,8Cetak Tinggi = 1,4Acuan Cetak (V):Diapositif = 0,8Raster = 0,4Blok penuh = 1,0Tabel = 0,4Tabel dengan teks = 0,5Kertas (P) :Art paper = 1,0Imitasi = 1,2HVS = 1,4HHI = 1,5Koran = 1,8Carton = 2,0Coated = 0,9Tinta (I) :Hitam = 1,0Biru tua = 1,2Kuning = 1,3Cyan = 1,4Magenta = 1,4Hijau tua = 1,7Hijau muda = 1,5Yellow = 1,3Putih = 2,0Kuning tua = 1,8 Menghitung biaya persiapan cetakPerusahaan dalam menghitung biaya setting / desain, film, plate, ongkos cetak, jilid, jahit, lem dan biaya pihak ketiga lainnya berpatokan pada misalnya (1) biaya setting Rp.7500,-/lembar A4, (2) biaya film B/W atau Full colour Rp.25,-/centimeter, (3) biaya plate ukuran Folio (mesin TOKO) Rp.9.000,- ukuran Doble Folio (GTO) Rp.25.000,-, (4) biaya/ongkos cetak mesin TOKO Rp.15.000,-/3 Rim,atau mesin GTO 52 Rp.90.000,-/3 Rim, (5) biaya jilid lem panas Rp.10,-/centimeter, (6) biaya potong akhir Rp.500,-/kilogram dan sebagainya.Biaya GudangYang termasuk biaya gudang adalah gaji karyawan bagian gudang,pemeliharaan dan perbaikan gudang,biaya tempat dan biaya umum yang dibebankan kebagian gudang.Besarnya prosentase biaya gudang diperoleh dengan cara memperbandingkan biaya gudang yang keluar dalam satu tahun.(Biaya gudang) / (Nilai barang yang keluar dalam satu tahun) X 100% Contoh : Percetakan “ x” memiliki gudang diperkirakan dalam tahun 2000 akan mengisi bahan baku/penolong senilai Rp.2.500.000,-,kebetulan bahan tersebut habis terpakai untuk melayani oerder cetakan pada tahun tersebut,biaya gudang dalam satu tahun Rp.125.000,-.Berapa persenkah biaya gudang yang harus diperhitungkan?(125.000) / (2.500.000) X 100% = 5%Biaya Expedisi/pengirimanYaitu biaya pengiriman barang jadi dari percetakan ke konsumen yang menjadi biaya tambahan setiap barang cetakan guna menutupi biaya yang dikeluarkan oleh bagian expedisi. Yang termasuk biaya expedisi adalah biaya pengepakan, pengiriman, karyawan bagian expedisi, biaya tidak langsung (bensin,pelumas dll). Besarnya prosentase biaya expedisi dihitung dengan cara memperbandingkan antara biaya expedisi dengan jumlah biaya produksi dalam satu tahun,yang masih dalam wilayah operasional perusahaan.dan apabila pengiriman jauh atau luar daerah biaya dapat dihitung tersendiri.Contoh : Tahun 2000 jumlah biaya produksi percetakan “x” diperkirakan mencapai Rp.4.680.000,- dan biaya expedisi pada tahun tersebut Rp.180.000,- maka prosentase biaya expedisi adalah :(180.000) / (4.680.000 - 180.000) x 100 % = 4 %
Informasi Mesin Cetak Offset dan Mesin Potong untuk Ukuran Cetak Poster.
Oleh: Marchadi Arya*Mesin cetak offset untuk ukuran poster mempunyai beberapa spesifikasi umum yang ditemukan dalam industri. Data dan informasi dibawah ini sangat bermanfaat bagi anda pebisnis dan professional yang bergelut disegmen cetak poster bila bermaksud mengembangkan bisnis anda saat ini. Secara khusus diberikan harga informasi mesin cetak offset bekas yang harganya menarik untuk dilirik dan relative terjangkau.Ukuran Mesin CetakPemilihan mesin cetak offset biasanya yang ditentukan adalah ukuran mesin,dibawah ini beberapa ukuran mesin yang banyak dipakai, dengan asumsi poster yang akan dicetak ukurannya maksimum diantara 700x500mm.- Ukuran 720 x 520, mesin : Heidelberg SORM, Komori, SakuraiOliver72,- Heidelberg MO (65 x 48), Komori Sprint26 (640x460), Oliver66 (66 x 46),- Sakurai Oliver 580x440 (hanya Oliver yang ada ukuran ini, dan sangatdigemari/ populer)- Ukuran 520 x 360mm : GTO52, Sakurai Oliver52, Ryobi 520Menentukan jumlah warnaPemilihan jumlah warna ditentukan oleh besarnya tempat yang tersedia dantentu alokasi budget yang ditetapkan. Jika akan memulai dengan mesin 2 warnacukup ideal, jika 1 warna untuk mencetak poster yang umumnya full colors(4 warna) maka mengulang 4 kali naik cetak. Tentu jika mesin 4 warna tentu lebih baik dengan catatan harga mesin jauh lebih mahal.Dampening System pembasuh Air atau campuran AlcoholMesin kecil masih banyak yang masih memakai sistim pembasuh air, dimanabiaya operasi lebih murah tidak perlu beli alcohol, cukup fountain solution,tetapi setiap ganti tinta harus mencuci Moleton pada rol air (Sleeve roller/ selongsong handuk) sampai bersih.Sedangkan sistem Alcohol Dampening menggunakan Rol Karet ke Plate tidakmemakai selongsong handuk, tetap memakai air, hanya menggunakan campuran Alcohol (IPA) pada fountain solution dengan hasil cetakan raster lebih tajam.Perkiraan harga mesin (bekas)Saya menuliskan pekiraan harga, karena memang sulit mengetahui harga aktualdipasaran:1 warna Sakurai Oliver 58, perkiraan Rp. 200-220 Juta1 warna Sakurai Oliver72, perkiraan Rp. 250-300 Juta1 warna Ryobi520, perkiraan Rp. 150 Juta1 warna Heidelberg SORM, thn. 85-90 perkiraan Rp. 350-4001 warna Komori Sprint26, pekiraan Rp. 2502 warna Komori Sprint26, perkiraan Rp. 300-500 Juta2 warna Heidelberg SORMZ, thn. 85-90 perkiraan Rp. 450 - 900 Juta2 warna Heidelberg GTOZ52, thn. 85-90perkiraan Rp. 275 - 4002 warna Sakurai Oliver 258, thn 87- 95 perkiraan Rp.350 - 500 Juta2 warna Sakurai Oliver 272, 88-90 thn perkiraan Rp. 400 - 800 JutaMesin potongJika tempat anda memadai, sebaiknya memakai mesin potong ukuran standard 115 cm atau 100 cm, karena ukuran kerta plano 100x650mm.Harga mesin baru buatan China (dengan computer / program) antara Rp. 200 -250 juta tergantung mutu dan merek. Sedangkan yang bekas Jepang / Jerman diantara Rp. 150-170 juta (tergantung tahun).Ukuran 92 cm atau 70 cm, atau 55 cm harga mesin sekitar Rp. 50-100 jutaan.Harga meamang cukup penting dalam membuat keputusan, dan harga mesin bekas tidak ada harga pasar yang "absolute" dan namun cukup memberi gambaran yang ada dipasar saat ini.* Penulis adalah Sales Engineer untuk suatu perusahaan Carton Box Packaging & Paper Converting Machinery.
Informasi Singkat Tentang Kandungan "Heavy Metal" di Percetakan
Oleh: Sugeng EndarsiwiIssue tentang kandungan "heavy metal" untuk produk percetakan memang bukan pertama kali terjadi. Namun seringkali supplier bahan pendukung grafika seperti adhesive, ink, coating lacquer, dan paper. Masih memakai bahan metal berbahaya melebihi batas yg ditetapkan.Metoda Uji dan Bahan MetalBeberapa testing methode yang sering dipergunakan antaralain, ASTM (F963-03) dan EN 71:1994 +A1: 2000 part 3(migration of certain Elements). Dan ada beberpa test methode yg lain yang juga dipergunakan.Beberapa bahan metal berbahaya selain Lead (Pb) adalah: Chromium, Cadmium, Barium,Mercury, Arsenic, Selenium, Antimony.Untuk Limit bahan lead (Pb) yang diperbolehkan menurut kedua metode pengetesan adalah sbb: 90 (mg/Kg) atau 90 ppm (part per million).Praktek PemakaianBeberapa pigment ada juga yang mengandung lead dan masih dipakai oleh beberapa pabrik tinta cetak seperti orange/ warm red dan yellow. Walaupun pemakaiannya terbatas untuk produk luar ruangan. Tinta dan coating yang mengandung heavy metal tidak diperkenankan untuk dipakai mencetak bungkus makanan, label minuman dan bungkus mainan anak 2x termasuk buku.
Bagaimana Mencetak Blok Hitam
Oleh: Sugeng EndarsiwiWarna hasil cetak hitam dengan cetak offset seringkali kurang memuaskan, ada yg terihat pucat, tidak gloss, dan kurang pekat. Ada beberapa hal yg perlu diperhatikan dalam mencetak tinta warna hitam dalam cetakan offset, spt subtrate yg dipakai (absorb/un absorb), ketebalan lapisan cetak, jenis tinta yg dipakai.Bahan cetakMencetak di atas bahan yang menyerap akan lebih tebal bila dibandingkan dengan material yang tidak menyerap bila ingin menghasilkan density warna yg sama. Karena lapisan tinta pada permukaan menyerap akan terserap lebih banyak. Hal ini berlaku pula terhadap bahan yang permukaannya tidak rata atau berbeda. Sebagai contoh, cetak gravure umumnya mencetak pada bahan kurang meneyrap dan lebih rata permukaannya, maka warna hitam yg dihasilkan tentu lebih baik.Black vs CMYMencetak warna hitam idealnya hanya memakai tinta hitam saja, pencampuran dengan warna yg lain (process C,M,Y) hanya sebagai tambahan. Dan pasti tiap orang akan berbeda presepsi tentang kehitaman suatu warna. Pengertian pekat atu hitam pekat tidak seragam antara satu orang dengan laiinya, karena hitam pekat versi saya adalah hitam kebiruan, dan bagi yang lain bisa jadi hitam kekuningan. Sebagai contoh tentang warna hitam BMW, yang menurut salah satu suplier pigment memakai pigment hitam yang arah warnanya kekuningan (yellowish black).Tips Bila ingin mencetak warna hitam di atas material yang menyerap dengan Cetak Offset silahkan pilih tinta yang bertipe ”quick setting”, agar tidak banyak masalah dengan ”mblobor” dan waktu pengeringan lapisan tinta lebig cepat), dan pakai yg tipe High Density (HD). Kalau satu kali cetak kurang memuaskan bisa juga duakali naik cetak dengan catatan tinta hitam yang sedikit mengandung wax. Dan lebih baik cetakan Blok hitam diberi OPV untuk mencegah rontok. Dan tentu kalau mencetak banyak blok tumpukan hasil kertas cetak di buat serendah mungkin untuk mencegah set-off. OPV adalah Over Print Varnish, umumnya dilakukan terhadap cetakan yang dipergunakan untuk cover publikasi, atau packaging untuk mencegah tergoresnya hasil cetakan, selain itu juga menambah glossy hasil cetakan. OPV bisa berbentuk Oil-base juga water-base.
Gambar Hasil Scan Berkualitas Jelek dan Jauh Dari Aslinya
Gambar Hasil Scan Berkualitas Jelek dan Jauh Dari AslinyaAnda sering mengalami situasi seperti ini. Apakah ada metode atau cara agar ketika suatu gambar di scan bisa mendapatkan hasil yang tajamsehingga waktu di edit ulang lebih gampang dan hasilnya lebih dekat dengan aslinya ketika di proof print?” Pertanyaan ini dimuat dalam milis Forum Grafika Digital, dimana beberapa anggota memberi tanggapan.Petunjuk praktis memindai dengan scannerSaudara Haries Design memberi petunjuk praktis bagaimana melakukan scan dengan scanner; 1. Scan gambar dengan resolusi besar jangan kecil, minimal 200.2. Usahakan gambar yang discan dalam posisi yang datar pada waktu di scan3. Setelah diperoleh hasil scan, lakukan pengeditan ulang di adobe photoshop, terutama dilakukan pada posisi dan croping terlebih dahulu, dan kemudian pada kualitas level; dengan mengatur levelnya, sehingga didapat hasil warna yang tajam.4. Jangan lupa bersihkan permukaan scanner, sehingga didapat bersih dari noda-noda yang tidak diinginkan.Konsep warna RGB dan CMYKSelanjutnya dibawah ini, Saudara Didik Pamuji menjelaskan konsep warna dengan upaya menjelaskan adanya perbedaan nyata antara hasil scanner (yang menggunakan RGB) dan hasil cetak (yang menggunakan CMYK)1. Warna RGB tidak bisa dikonversi secara sempurna ke CMYK. Tetapi perlu diingat bahwa warna adalah tampil dalam konteksnya, sehingga pada kebanyakan problem sesungguhnya bukanlah warna RGB tidak bisa dikonversi dengan baik, tetapi warna terlihat kusam karena impuritas warna.2. Warna CMYK yang terdiri atas lebih dari 2 channel akan tampil kusam. Contoh magenta 100% yellow 100% akan tampil sebagai warna merah yang pekat, tetapi menggunakan magenta 100% yellow 100% dan cyan 10% akan memberikan kesan kusam. Untuk menghindari hal itu, caranya adalah setelah mengkonversi ke CMYK, tambahkan saturasi kira-kira 10-20 dengan fungsi Image>Adjust>Hue/Saturation (Ctrl/Cmd + U)Tips mengatasi perbedaan RGB ke CMYKMenurut Saudara Didik Pamuji lebih lanjut, tidak ada yang salah dengan konversi RGB ke CMYK di Photoshop. Yang menjadi masalah adalah kurangnya pengetahuan tentang warna. Dibawah ini ada beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk mengurangi perbedaan.1. Simpanlah data warna original dan jangan mengkonversi warna jika tidak dibutuhkan, baik Lab --> RBG --> CMYK ataupun sebaliknya.2. Konversi warna hanya digunakan pada saat terakhir, apabila kita akan membuat film separasi atau CTP.3. Gunakan model data CMYK sebagai masukan untuk membuat “Digital Proofing”. Jangan membuat “Digital Proofing” kalau tidak tahu mau diapakan gambarnya. Target Profile harus jelas sekali, dan proses konversi RGB ke CMYK harus "identical" untuk digital proofing maupun pembuatan film separasi atau CTP, kemudian baru lakukan software proofing seperti dengan GMG, EFI, ORIS dll. untuk mengkonversi CMYKtarget ke CMYKproof.Petunjuk "Mapping" Color ManagementMasih dalam upaya mengurangi perbedaan konversi dari RGB ke CMK, maka saat melakukan konversi RGB ke CMYK standar Photoshop, perhitungkan gamut dari perangkat output saat melakukan "mapping" warna dari RGB ke CMYK. Kelebihannya adalah semua warna RGB akan dicoba "mapping" ke CMYK dan tidak ada warna yang cenderung flat karena di luar gamut. Kekurangannya adalah jika gambar asli tidak dikoreksi dengan optimal hasilnya malah akan cenderung kusam. Oleh karena itu saat menggunakan color management terdapat "rendering intent" yang berbeda-beda untuk mengkonversi gambar kartun, foto atau ilustrasi. Sebagai contoh, biasanya untuk kartun menggunakan warna pastel, dan sebaiknya dalam GCR menggunakan black minimum, kecuali skets hitam.